SPREISHOP - "Jembatan yang baru dibangun pada 2013 oleh pemerintah daerah di
Kelurahan Mario Pulu, Kecamatan Mandai kembali hanyut setelah terbawa
banjir. Kerugian ditaksir sekitar Rp 200 juta untuk jembatan itu," kata
Yudi, Ahad lalu.
Menurut Yudi, tahun lalu, jembatan itu, bersama 10 jembatan
gantung semipermanen lainnya, terbawa banjir bandang yang terjadi di
Kabupaten Maros. Air bah juga merendam ratusan rumah warga.
"Kini aktivitas warga yang berada di titik rawan banjir mulai
normal, seperti di Kelurahan Mattiro Deceng, Kecamatan Lau, Dusun Ujung,
Desa Pattiro Deceng, Kecamatan Camba, dan permukiman di bantaran Sungai
Maros," ujar Yudi.
Akibat cuaca yang tak menentu, nelayan terpaksa tak melaut.
Selama dua pekan terakhir, ikan hasil tangkapan dari laut sangat jarang
dijumpai di pasar. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi.
Menurut seorang pedagang ikan di tempat pelelangan ikan Labuang,
Maros, Syamsir, selama dua pekan terakhir, pasokan ikan laut dari
nelayan hampir tidak ada. "Yang banyak dijual di pasar itu adalah ikan
bandeng, yang harganya lebih murah dibanding pada hari biasa. Sebab,
penambak lebih awal memanen ikan mereka lantaran takut terbawa banjir,"
kata dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Pangkep, Safei Yasin,
mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa menaksir nilai kerugian
yang dialami para korban banjir di kawasan tersebut.
Menurut Safei, air Bendungan Tabo-tabo, yang jebol pada 14
Januari lalu akibat luapan sungai, merendam banyak rumah di Kecamatan
Pangkajene dan wilayah sekitarnya.
"Kami belum bisa menyebutkan angka kerugian akibat banjir dan
angin kencang di Pangkep. Tapi sedikitnya sekitar 70 rumah rusak akibat
bencana ini,"
ujar Safei.
Title : Kerugian Akibat Banjir di Maros Capai Rp 700 Juta
Description : SPREISHOP - "Jembatan yang baru dibangun pada 2013 oleh pemerintah daerah di Kelurahan Mario Pulu, Kecamatan Mandai kembali hanyut se...